In the Hands
of Thanatos
Matahari sudah ditelan oleh
terangnya bulan. Malam ini hujan cukup deras dan udara terasa sangat dingin.
Mobil-mobil berjalan begitu cepat karena semua ingin cepat sampai ke rumah yang
hangat tapi tidak begitu dengan mobil Ana dan Andy. Mobil Ana dan Andy melaju
cepat menuju kediaman keluarga Mr. Charlie. Hari ini ada permintaan lagi untuk
mengusir roh-roh jahat yang bersemayam di rumah-rumah yang sudah tua. Pekerjaan
ini sudah ditekuni selama lebih dari 2 tahun setelah Ana mengalami kebutaan
pada matanya. Saat itulah hidup mereka berubah
2 tahun yang lalu…
“Sudah siap semuanya? Gak ada yang ketinggalan
kan?” tanya ayah
“Siap yah. Semua udah masuk ko dan kita juga
udah lengkap” kata Ana bersemangat.
Hari
itu mereka akan mengadakan perjalanan ke luar kota karena semuanya sedang libur
akhir tahun. Ana dan Andy, anak kembar yang masih kelas 2 SMA ini mendapatkan
libur selama 2 minggu. Bersama dengan ibu dan ayahnya, Harry dan Elise, satu
keluarga pergi menggunakan mobil ke tempat yang sangat jauh. Di tengah
perjalanan, Harry tiba-tiba mengantuk dan dalam sekejap saja mereka semua
mendapat kecelakaan. Mobil mereka rusak parah karena Harry membanting mobil
dengan sangat keras sehingga menabrak batu besar yang ada di pinggir jalan.
Asap
dan percikan api keluar dari mobil keluarga Harry. Semua terluka dan darah
berceceran dimana-mana. Saat itu Andy yang tidak terlalu terluka seperti yang
lain menyadari akan adanya percikan api. Dengan sangat panik Andy berteriak dan
menyadarkan semuanya.
“AYAH, IBU, ANA BANGUUN. MOBIL KITA AKAN
MELEDAAK!” teriak Andy
Ayah
dan Ibu Andy tidak terbangun karena terluka sangat parah. Pecahan kaca
mencancap di tangan Elise dan darah bercucuran dari kepala Harry. Andy yang
panik akhirnya menguncang-guncang Ana yang ada di dekatnya.
“ANA BANGUN. AYO KITA KELUAR DARI SINI. CEPAT!”
ajak Andy sambil menarik Ana keluar dari mobil.
Saat
itu Ana tersadar dan dia merasakan ada yang menarik tangannya dengan sangat
terburu-buru. Ana sangat mengenali suara orang yang menarik tangannya.
“Andy itu kamu kan? Koq semuanya samar-samar?
Aku gabisa liat apa-apa Andy” kata Ana dengan suara yang bergetar
Mendengar Ana berkata seperti itu dengan panik
Andy melihat mata Ana. Ternyata kedua mata Ana terkena serpihan kaca dan Ana
pun menangis kesakitan. Ketika sedang sibuk memerhatikan Ana tiba-tiba….
DUAARRRR…!!!
Mobil
yang mereka tumpangi meledak dengan kedua orang tua Ana dan Andy masih berada
di dalamnya. Ana dan Andy berteriak dan menangis sangat keras. Nyawa kedua orang
tuanya tidak bisa terselamatkan karena luka bakar yang sangat parah. Ana pun
akhirnya mengalami kebuataan karena serpihan kaca tersebut melukai mata Ana
semakin parah. Hanya Andy yang mendapatkan luka yang ringan, dia hanya diperban
pada kepala dan tangannya. Kata dokter mungkin seminggu kemudian akan sembuh.
Setelah
kepergian kedua orang tua mereka, mereka hidup mandiri di rumah peninggalan
kedua orang tua mereka. Mereka hidup dari uang warisan dan hidup dengan sangat
sederhana. Ana yang buta akhirnya tidak melanjutkan sekolah tetapi Andy masih
sekolah dengan perasaan yang tidak enak kepada Ana. Andy melakukannya agar
mereka bisa bertahan hidup di masa depan.
Sebulan
setelah kebutaan Ana, Ana sering melihat sesuatu yang aneh dalam pandangannya
yang gelap. Seakan-akan disana ada orang yang berlalu lalang. Terkadang mereka
mendekati Ana dan berusaha berbicara kepada Ana. Wajah mereka pun tidak ada yang normal,
semuanya mengerikan bahkan beberapa ada yang membuat Ana mual. Terkadang Ana
berteriak dan bergidik ketika makhluk-makhluk itu mendekati dirinya. Kejadian
ini tentu saja membuat Andy cemas karena Ana sering menangis dan menyendiri di
kamarnya.
“Ana kamu liat apa sebenernya? Coba certain sama
aku na?” bujuk Andy
“Kalau aku cerita emang kamu bakal percaya? Ini
diluar akal sehat ndy” kata Ana sambil menahan nangis
“Oke oke. Aku percaya kamu. Coba sekarang
certain apa yang kamu liat?” kata Andy
“Aku liat makhluk-makhluk aneh ndy. Padahal aku
buta. Seakan-akan mereka itu berusaha untuk berkomunikasi tapi gabisa karena
biasanya aku langsung teriak dan mereka juga pergi. Mereka ada di sekitar kita
Ndy. Ada yang jalan-jalan, ada juga yang cuma menatapku dengan pandangan
mengerikan. Setiap aku berjalan, aku akan menemukan makhluk yang lain di tempat
yang berbeda-beda” tutur Ana menjelaskan
“Oke itu gila Ana. Ga masuk logika” ujar Andy
“Lihat kan? Kamu gaakan percaya!” teriak Ana dan
meninggalkan Andy.
Hari demi hari, teriakan Ana dari
dalam kamar semakin sering terdengar oleh Andy. Bahkan, terkadang Andy menguping
bahwa Ana sedang mencoba berbicara kepada seseorang, padahal tidak ada siapapun
di rumah tersebut kecuali Ana dan Andy.
“Siapa ?” “Jangan
ganggu aku !” “Tolong pergi....” Ana mengucapkan kata-kata tersebut sambil
ketakutan, marah, atau menangis. Suara Ana sering merobek-robek kesunyian malam-malam
yang tenang bagi Andy.
Andy yang sebelumnya tidak percaya
dengan apa yang dilihat Ana, kini mencoba mencari solusi atas masalah tersebut.
Andy mencoba meminta bantuan kepada kerabat dan teman-temannya. Namun, sebagian
besar hanya menganggap bahwa cerita Andy hanyalah bualan saja, atau Ana hanya
mengalami trauma akbat kejadian 2 tahun yang lalu. Sampai ia bertemu dengan
Rachel, temannya ketika sekolah di East Preston Junior School, dulu. Saat
itulah Andy dan Ana dikenalkan dengan Mr.Strauss.
Ketika di SMP dulu, Andy pernah
mendengar rumor bahwa Mr.Strauss adalah pengangguran yang kaya raya. Ia
memiliki rumah modern yang mewah di kawasan Elizabeth street, Manchester. Rumah
itu dilengkapi dengan pemancingan dan tempat berburu yang mengasyikan. Keluarga
Strauss setidaknya memiliki 8 pelayan pribadi. Belum termasuk tukang kebun dan
pengurus perpustakaan untuk melayani Mr.Strauss, istrinya, dan Rachel putri
tunggalnya.
Tapi, Andy dan Ana tidak bertemu dengan
Mr.Strauss di Manchester, Rachel membawa mereka ke sebuah rumah di desa kecil
di Norfolk, Broads. Rumah kuno itu cukup luas, dikelilingi pepohonan yang
rindang. Kata Rachel, tidak banyak orang yang mengetahui kegiatan ayahnya di
sini. Di sini lah tempat Mr.Strauss menghasilkan uang.
Saat memasuki rumahnya, Mr.Strauss sedang
duduk membaca buku di depan perapian. Andy hendak melirik judul buku yang
sedang dibacanya, namun buku tersebut keburu ditutup.
“Selamat datang
Ana, oh..dan Andy. Saudara kembar memang mirip ya.” ucap Mr.Strauss dengan lantang
dan senyum yang lebar. Rambutnya beruban dan banyak kerutan di wajahnya namun
ia sangat bertenaga. Badannya yang tegap dan gagah berdiri untuk berjabatan
tangan dengan Ana dan Andy. Lalu kakak beradik itu dipersilakan untuk duduk di
depan jamuan yang disiapkan di atas meja.
“saya sudah dengar
dari Rahcel tentang apa yang dialami Ana. Gimana perasaan kamu ?” tanya Pak
tua.
“Saya takut. Saya
ingin mereka semua pergi.” Jawab Ana sambil mengepalkan tangannya.
“Apa kamu tahu ? kemampuan
yang kamu miliki adalah sebuah bakat. Ga semua orang bisa melihat dan
berkomunikasi dengan makhluk-makhluk itu. Kami menyebutnya dengan “Dark Side”,
dunia yang sulit tercapai oleh manusia biasa. Bakat tersebut biasanya didapat
setelah mengalami kejadian luar biasa. Saya tahu awalnya pasti menakutkan. Tapi
kalau Ana ingin mengontrol dan mengembangkan bakat itu, saya akan senang mengajak
kalian bergabung dengan bisnis kami.” jelas Mr.Strauss.
“Bisnis kami ??”
tanya Andy dengan keheranan.
“ Saya lebih suka
menyebutnya, tidak menyia-nyiakan bakat. Ngerti kan ? bakat Ana bisa menolong
banyak orang.” Jawaban tersebut membuat Andy menggelengkan kepala. Tiba-tiba, Ana
memegang tangan Andy. Matanya agak terbuka lebar sekarang.
“Ya, tentunya bisa
menghasilkan uang juga bagi kalian. Menurut saya, itu lebih baik daripada....”
Mr.Strauss hendak melanjutkan kata-kata nya ketika Ana menyela,
“sa-saya mau pak.”
Jawab Ana dengan nada yakin.
Sejak hari itu, Ana dilatih oleh
Mr.Strauss untuk mengusir roh-roh jahat dan berkomunikasi dengan roh-roh baik. Ia
belajar bersama murid-murid Mr.Strauss yang lainnya. Andy kemudian meninggalkan
sekolahnya dan setia menemani Ana tiap kali ada panggilan untuk menangani kasus-kasus
mistis yang menghasilkan banyak uang untuk mereka, seperti pada hari ini.
Mobil tua yang mereka miliki melaju
sedikit kencang ke arah Bramber, sebuah desa di Kabupaten Horsham di bagian barat
Sussex.
“Sabar ya Ana.
Bentar lagi sampe kok.” Kata Andy, mencoba menghibur adiknya yang duduk sambil
memeluk lututnya, ia tidak suka berlama-lama di perjalanan, terutama di dalam
mobil.
“Ujannya awet
banget. Ndy.......” Ana mencoba untuk mengatakan sesuatu
“kenapa ?” tanya
Andy
“Gapapa” jawab Ana
dengan suara pelan
“Ada apa ? cerita aja
sama aku na.” Bujuk Andy sambil mengemudi di jalan yang licin.
“Aku kangen ayah
ibu” jawab Ana dengan perasaan yang penuh pilu. Suasana menjadi hening untuk
seketika. Rintik-rintik hujan menjadi lembaran musik dalam keheningan itu. Lalu
bibir Andy mengangkat, mencoba berucap.
“Aku juga” ucap
Andy.
Kediaman Mr.Charlie adalah rumah bata
yang luas, ia mungkin adalah orang kaya atau setidaknya pemilik rumah sebelum
dirinya. Tanaman-tanaman mati di sekitar jalan setapak depan rumahnya, dan
dedaunan berserakan yang menghiasi atap rumah dan tanahnya itu cukup menandakan
bahwa rumahnya tidak terawat.
Hujan sudah reda ketika Ana dan Andy
sampai dan mengetuk pintu rumah. Seorang pelayan wanita yang cukup tua
mengantarkan mereka ke ruang tamu. Mrs. Charlie bukanlah orang yang beramah
tamah. Ketika Ana dan Andy duduk , Mrs.Charlie masih sibuk dengan teleponnya,
mondar mandir di depan Ana dan Andy. Ia bicara dengan nada yang cukup tinggi. Tangan kanannya terlihat diperban dan
memegang telepon dengan tangan kirinya Pelayan yang tadi hanya melihat mereka
dengan senyum tipis. Sekitar setengah menit Ana dan Andy menunggu telepon itu
selesai. Lalu Mrs.Charlie mendesau dan duduk di hadapan mereka.
“Baguslah kalian
datang.” Ucap wanita itu dengan nada yang angkuh.
“Apa yang bisa
kami bantu di sini ?” tanya Andy dengan memaksakan senyuman.
Wajah yang angkuh tadi berubah jadi memerah,
diikuti air mata yang ia coba untuk usap dengan susah payah. Dengan melihatnya,
Andy bisa tahu bahwa ia sedang putus asa.
“Ngomong-ngomong,
di mana Mr.Charlie ?” tanya Andy.
“ Di sana. Sudah
dua hari di sana” Mrs.Charlie menunjuk kepada sebuah pintu kamar di samping
mereka.
Kamar tersebut adalah kamar tidur
biasa. Saat memasukinya, Mr.Charlie tidak tidur di atas kasur, melainkan
meringkuk di lantai dengan baju tidurnya. Mata Andy terbelalak untuk sejenak.
Ana segera menghampiri Mrs.Charlie
“Apa yang ia lihat
?” tanya Mrs.Charlie dengan nada yang tidak bersemangat.
“Saya
tidak bisa memberitahukannya sekarang. Apakah dulu disini ada anak kecil?”
tanya Ana sambil mengerutkan dahinya.
“Bagaimana
Anda bisa tau? Ya kami punya anak, Christy namanya dan meninggal di belakang
rumah kami seminggu yang lalu” jawab Mrs. Charlie dengan mata yang
berkaca-kaca.
“Selain
itu apakah ada keanehan yang lainnya Mrs?” tanya Andy menganalisis.
“Ada. Dia
berteriak setiap kali pelayan kami mengetuk kamar dan dia memiliki pisau yang
akan dia tusukkan kepada siapapun yang mendekatinya. Dokter yang kami datangkan
pun akhirnya menjadi korbannya. Di malam hari dia akan berbicara dengan
seseorang dan kemudian menangis. ” ujar Mrs. Charlie dengan suara tercekat.
“Apakah
tangan Anda yang diperban itu akibat Mr. Charlie” tanya Andy memberanikan diri.
“Saya
sangat ingin sekali mengambil pisau yang dimilikinya. Saat dia tertidur lelap,
saya masuk ke kamarnya. Ketika akan mengambil pisaunya, tiba-tiba dia terbangun
dan mengambil pisaunya kemudian hampir menusuk saya. Saya pun menahannya dan
beginilah keadaan tangan saya sekarang” kata Mrs. Charlie sambil menitikkan air
mata.
“Oke itu sudah cukup mewaikili keadaan Mr.
Charlie. Ayo segera kita mulai saja Ana
ritualnya” kata Andy.
Ritual pengusiran roh jahat tersebut
dilakukan di ruang tamu. Andy dan Ana bekerja sama dalam mengusir roh jahat. Dengan begitu, maka aura mereka akan semakin kuat.
Mereka pun duduk berhadapan dan bergandengan tangan. Semua lampu dimatikan.
Suasana sangat sepi, yang terdengar hanyalan hembusan napas Andy, Ana dan Mrs.
Charlie.
Mereka pun memasuki dunia yang
bernama “Dark Side”, alam lain yang berisi dengan roh-roh yang penasaran. Hanya
di dunia ini Ana bisa melihat Andy dan sekelilingnya. Dunia itu memiliki banyak
pintu dan setiap pintu dihuni oleh roh-roh yang ada di sekitar mereka saat
ritual dilakukan. Mereka berjalan mendekati pintu-pintu tersebut dan membukanya
satu-satu. Mereka sampai di salah satu pintu
yang didalamnya terdapat sosok seperti Mr. Charlie. Sosok paruh baya itu
tersenyum bersama seorang anak kecil berambut panjang. Sepertinya mereka
terlihat seperti anak dan ayah yang sangat bahagia.
Tok..tok..tok.
Andy mengetuk pintu tersebut. Saat itu kedua sosok tersebut menoleh ke arah
pintu dan keduanya terlihat tidak suka ketika ada orang yang menganggu.
“Christy?”
tanya Ana
“Ya
benar. Dia anakku Christy. Ada perlu apa kalian? Jangan-jangan kalian mau
mengambil anakku ya? Mau memisahkan aku dengan anakku!?” kata pria paruh baya
tersebut
“Oh
ternyata Anda adalah Mr. Charlie?” tanya Andy
“Ya
benar, saya Mr. Charlie” jawabnya membenarkan
“Mr, tidak seharunya Anda ada disini.
Disini tidak aman” kata Ana menjelaskan
“Apanya
yang tidak aman? Kami baik-baik saja di sini. Saya bisa bertemu dengan Christy
disini” kata Mr. Charlie sambil mengelus rambut anaknya.
“Apakah
Anda tidak menyadari bahwa Christy sudah meninggal seminggu yang lalu?” tanya
Ana
“Apa yang
kalian bicarakan? Tidak dia belum meninggal. Buktinya dia ada disini sekarang
denganku dan kalian pun melihatnya” jawab Mr. Charlie dengan sedikit emosi.
“Mr, Anda
sendiripun sebenarnya tau. Bahwa ini bukanlah kebenaran. Sekarang ayo kita
kembali ke dunia nyata. Istri Anda sangat menderita. Tubuh Anda pun dikuasai
oleh roh jahat yang hanya Anda sendiri yang bisa mengalahkannya. Kami disini
hanya berniat membantu. Anda tidak bisa terus berada disini walaupun saya tau
Anda sangat menyayangi Christy” kata Ana dengan menatap mata Mr. Charlie.
Mata Mr.
Charlie pun berkaca-kaca dan meneteskan air mata.
“Saya
sangat sayang dengan Christy. Lima hari
yang lalu saya bermimpi bertemu dengan Christy. Saya sangat senang bisa bertemu
dengannya walaupun hanya dalam mimpi. Saya bisa menyentuh dan mengobrol
denganya. Semuanya terasa begitu nyata. Hampir setiap saya bermimpi kapan pun
itu pasti bertemu dengan anak perempuan saya satu-satunya. Kemudian suatu saat
ada makhluk dengan senyum lebar dan mata jahat mencoba menganggunya. Saya
kemudian memukulnya dan dia mencekik leher saya. Saya kalah dan akhirnya dia
memberikan persayaratan agar memberikan tubuh saya di dunia dengan begitu dia
tidak akan menganggu anak saya lagi” cerita Mr. Charlie dengan air mata yang
tidak berhenti
“Bohong.
Itu semuanya bohong Mr. Charlie. Semudah itukah mereka menipumu” sela Andy.
“Bohong?
Apa maksudmu? Menipu apa?” teriak Mr Charlie
“Apa kau
masih tidak sadar dengan permainan mereka? Coba lihat ini” kata Andy
Andy pun mendekati tubuh Christy dan memegang kepalanya kemudian
membacakan sesuatu. Perlahan Christy berubah menjadi makhluk yang kurus dan
mengerikan. Matanya membelalak berwarna hitam legam. Kulitnya seperti terbakar.
Senyumnya pun melebar hingga ke telinga dan makhluk itu pun meronta-ronta
kesakitan dengan bacaan Andy.
“Apakah
kau tidak tau? Mereka membuat orang-orang seperti Anda memiliki harapan dengan
orang yang sudah meninggal. Mereka menciptakan ilusi kemudian mengambil tubuh
Anda dan meyerap energinya agar mereka bisa bertahan hidup” ucap Ana kepada Mr
Charlie.
Mr. Charlie pun hanya bisa terduduk
lemas dengan air mata yang telah mongering.
“Kemudian
bagaimana dengan Christy? Dimana dia sekarang?” tanya Mr . Charlie sambil mengoyang-goyangkan
bahu Ana
“Tentu
saja Dia sudah berada di tempat yang aman. Mr. Charlie, dunia ini adalah ilusi.
Anda harus cepat keluar dari sini sebelum energy dalam tubuh Anda terserap
semua” kata Ana menenangkan.
Makhluk ditangan Andy pun akhirnya
terbakar dan mati menjadi abu. Perjalanan mereka pun dimulai untuk membawa Mr.
Charlie keluar dari tempat tersebut.
“Mr, Anda
harus mengikhlaskan kepergian Christy, dengan begitu Anda akan kuat dan dapat
keluar dari sini. Semakin Anda lemah maka akan semakin mudah mereka untuk
menahan Anda di dunia ini” kata Ana menjelaskan.
“Ya saya
ikhlas dan saya ingin cepat keluar dari sini agar bisa meminta maaf dengan
istri saya” jawab Mr. Charlie mantap.
“Oke. Ayo
kita mulai perjalanannya” kata Andy sambil menggandeng tangan Mr. Charlie.
Perjalanan menelusuri Dark Side
sangat panjang dan dingin. Semuanya berjalan agak berdekatan agar siap siaga
terhadap keadaan sekitar. Saat itu terlihat titik kecil di ujung jalan. Mereka
pun mempercepat langkah kaki agar sampai ke titik bercahaya itu. Tiba-tiba
udara menjadi sangat dingin dan terdengar suara terkekeh-kekeh yang menggema
dari seluruh penjuru.
“Mau
kemana kalian hah?” geram suara tersebut.
“Ini
saatnya Ana” kata Andy kepada Ana
“Ya. Ayo
kita mulai” kata Ana sambil mengangguk. “Oke Mr. Charlie. Sebelumnya saya sudah
katakan, untuk keluar dari sini Anda harus mengalahkan roh jahat yang bersemayam
di tubuh Anda. Jika berhasil, maka roh jahat itu akan pergi untuk selamanya.
Tapi jika tidak maka Anda yang akan tinggal disini selamanya dan menjadi babu
mereka” kata Ana menjelaskan.
“Bagaimana
cara saya mengalahkannya” tanya Mr. Charlie
“Anda
hanya perlu memiliki keyakinan yang kuat bahwa Anda bisa mengalahkannya. Anda
harus benar-benar ikhlas terhadap kepergian Christy. Jangan lagi menaruh
harapan kepadanya. Jika Anda bisa membuatnya lemah maka dia akan kalah. Saya
dan Ana akan membantu memberikan kekuatan kepada Anda” jawab Andy.
Akhirnya Mr. Charlie menenangkan
diri dan mengatur pikiran serta hatinya.
“Oke saya
siap sekarang” kata Mr. Charlie mantap. “Hei kamu roh jahat!” teriaknya dengan
suara yang lantang
“Apakah
kamu menantang saya!?” kata sosok aneh dengan senyum lebar tersebut.
“ Minggir
kamu makhluk aneh. Saya mau keluar dari dunia ini!” teriak Mr. Charlie
“Hahaha.
Apa kamu yakin kamu mau keluar dari sini? Bukannya disini indah? Kamu bisa
terus bertemu dengan anakmu. Saya bisa mendatangkan anakmu yang sebenarnya”
kata sosok tersebut sambil tertawa lebar
“BOHONG”
teriak Mr. Charlie.
“No no.
Aku tidak bohong. Haha” kata sosok tersebut sambil menggoyangkan jari telunjuknya.
Roh tersebut memperlihatkan sebuah
keluarga yang berkumpul dengan wajah yang bahagia dengan anak-anaknya yang
sudah meninggal.
“Ini
adalah salah satu contoh keluarga yang aku berikan kesempatan untuk berkumpul
lagi. Keluargamu pun bisa aku buat seperti itu. Aku akan membuat istrimu
menyusul ke sini dengan bantuan roh yang ada ditubuhmu yatiu dengan cara
membunuhnya. HAHAHA. Bagaimana?” bujuk roh jahat tersebut sambil tertawa puas.
“Gila
kau! Tidak! Saya tidak akan pernah membiarkan istri saya menderita. Memang
benar saya mencintai Christy tapi saya lebih mencintai orang yang masih hidup
dan bisa saya jaga. Bukti cinta saya kepada Christy adalah benar-benar
merelakannya pergi dan tidak akan pernah lagi menengok ke belakang” kata
Mr. Charlie dengan sangat yakin.
Cahaya di tubuh Mr. Charlie pun
bersinar dengan sangat terang karena keteguhan hatinya. Roh jahat tersebut
akhirnya melemah. Ana dan Andy kemudian membacakan sebuah mantra yang membuat
roh tersebut terbakar dan akhirnya kalah dan menghilang.
Mereka kemudian berjalan kembali
menuju cahaya terang di ujung jalan. Semakin lama cahaya tersebut semakin
terang dan akhirnya mereka pun menghilang.
Ana dan Andy kemudian membuka mata
dan melihat ke sekelilingnya. Disana masih duduk Mrs. Charlie dengan wajah
cemas dan berharap. Tubuh mereka pun basah oleh keringat dan dengan mata yang
sangat merah
“Mr.
Charlie selamat Mrs. Sekarang, Anda bisa melihatnya di kamar” kata Andy dengan suara lemah
dan senyum lebar.
Misi pada hari itu pun selesai.
Sekarang Mrs.Charlie bisa hidup dengan normal bersama suaminya. Memasuki Dark
Side tidak selalu mudah bagi Ana dan Andy. Roh jahat yang sangat kuat menjadi
tantangan besar bagi mereka.
Terkadang menjadi
sesuatu yang lucu jika mereka membayangkan bagaimana kehidupan mereka sebelum
mengenal Mr.Strauss, atau bahkan jauh sebelum mereka mengalami kecelakaan.
Selama 7 tahun, keluarga bagi mereka adalah Rachel, Mr.Strauss
dan murid-muridnya yang lain. sama halnya seperti Ana, mereka tidak memiliki kehidupan
yang normal. Sudah lebih dari 7 tahun pula Ana merindukan bagaimana rasanya
melihat. Dedaunan yang hijau, birunya langit, kemilauan bitang, atau bahkan
foto dari orang tuanya. Sudah terlalu lama ia tidak melihat itu semua. Terkadang,
Ana mengeluh pada Andy akan hal itu. Ana takut apabila suatu hari ia sudah tidak
ingat dengan wajah kedua orang tuanya.
Pada suatu sore yang tenang, Andy mengantarkan secangkir
teh untuk Ana yang sedang duduk di teras.
“Nih Na. Mikirin
itu lagi ya ?” kata Andy sambil menyodorkan secangkir teh.
“Ndy. Asal kamu
tahu, aku tuh udah hampir lupa sama muka Ayah dan Ibu. Mungkin gak ada salahnya
mencari mereka.” Ujar Ana
“Jangan! Aku pikir
kita udah beberapa kali ngomongin ini. Gimana kalau kamu kejebak sama ilusi ?
terperangkap selamanya ? kalah sama roh-roh jahat yang busuk itu ?” kata Andy
dengan nada emosi.
“Untuk melihat
wajah mereka aja Ndy. Satu kali udah cukup. Aku gak minta lebih. Kamu gak
ngerasain gimana rasanya cuma bisa ngeliat di dark side. Oke, ini emang bukan
salah siapa-siapa. Tapi aku gak mau lupa sama wajah mereka.” Ana hampir
menangis, ia memegang lengan Andy.
“ Sepertinya emang
gak ada cara lain. Oke dehh” jawab Andy sambil menghela nafas yang panjang.
“Beneran ?????” tanggap
Ana, ia sangat senang dan antusias.
Ritual dilakukan di rumah
peninggalan kedua orang tua Ana dan Andy. Selesai makan malam, mereka memasuki Dark
Side.
“Kamu yakin Ayah
dan Ibu ada di salah satu pintu ini ?” tanya Andy. Suaranya menggema, ia berdiri
di samping Ana, di antara pintu-pintu yang mengelilinginya.
“Kita gak akan pernah
tau kalo gak kesini. Ayo”
Ana mengajak Andy
untuk membuka pintu-pintu di dunia itu. Sesudah memeriksa 3 pintu, tiba-tiba
ada pintu yang begitu bersinar di belakang mereka.
“Pertama kalinya
ada pintu yang terang kayak gini. Sepertinya itu mengisyaratkan kita untuk...ha,
jangan-jangan itu Ayah sama Ibu !!” mata Ana berkaca-kaca, ia berlari menuju
pintu tersebut.
Mereka membuka pintu tersebut, dan masuk menelusuri
koridor yang sangat gelap. Di ujung koridor tersebut, terdapat pintu putih yang
kusam. Mereka membukanya dan setelah melewati pintu, Ana dan Andy tercengang.
Wajah mereka pucat pasi. Tepat di depan mereka, sebuah mobil sepertinya baru
saja menabrak batu yang besar. Bagian depan mobil tersebut penyok. Pecahan Kaca
berserakan dan darah bercucuran dari dalam mobil. Asap
dan percikan api keluar dari mobil ketika Ana meneteskan air matanya. Lalu ia terjatuh pingsan. Andy
memeganginya dan mobil tersebut meledak.
Ana
bangun di dekapan Andy. Dari api yang membara didepannya, munculah sosok ayah
dan Ibu yang hampir ia lupakan. Mereka tersenyum kepadanya.
“Andy ? Ana ??” Roh Ibu anak kembar itu memanggil mereka.
Roh itu datang dan memeluk mereka. Kali ini Ana menangis bahagia karena telah
melihat ayah dan ibunya. Keluarga yang tidak utuh itu berpelukan kembali. Ana
bisa melihat bahwa orang tuanya menunjukan wajah yang bahagia. Ia pikir, tidak masalah
meninggalkan mereka sekarang. Karena Ana tahu betul, bahwa ia harus merelakan
kepergian orang yang sudah meninggal.
Ketika berjalan
meninggalkan orang tua mereka, Ana sangat gembira. Tetapi tidak dengan Andy, ia
justru bermuka sedih.
“Ada apa, Andy ? ko kamu malah cemberut gitu ?” tanya
Ana.
“Hah ? Eng..enggaa. aku cuma penasaran, gimana rasanya
tinggal di dunia yang kaya gini.” Jawab Andy, keningnya mengerut.
“Maksud kamu ayah ibu ? hmm...tapi kelihatannya mereka
baik-baik aja.” Jawab Ana dengan senyuman.
“Iya. Ana, kamu seneng kan bisa ngeliat ayah ibu lagi ?”
tanya Andy
“Ya, seneng banget. Apalagi kalau bisa ngeliat foto mereka
tiap hari.” Jawab Ana dengan riang gembira.
“Baguslah” kata Andy.
“Hah ? Apa nya yang bagus Ndy ?” tanya Ana dengan keheranan.
“Bukan apa-apa” kali ini, Andy tersenyum.
Ketika kembali
ke dunia nyata, tiba-tiba Ana merasa ada yang bersandar ke bahunya, yang tidak lain
adalah Andy. “Ndy..” panggil Ana. Ia menggoyang-goyangkan badan Andy namun
tidak ada respon. Ketika Ana meletakkan jarinya di depan hidung Andy, ia
langsung berteriak sekencang-kencangnya, ia belum pernah berteriak sekencang
itu “MM...MR.STRAUSS !!!!!!”
“Saya disini.” Jawab pak tua itu dengan santainya.
Rupanya, dari tadi ia berada di ruangan itu.
“Bagaimana bisa...ah, lupakanlah. Yang penting Andy, ANDY
! Ia tidak bernafas !” ucap Ana dengan kepanikan
“Maafkan...” Mr.Strauss mencoba berkata
“Untuk apa meminta maaf sekarang ?? Yang penting tolong
Andy !!!!” bentak Ana. Suara tersebut
mirip raungan singa yang mengamuk.
“Maafkan Andy” lanjut Mr.Strauss, ia berusaha bermuka
tegar.
Ana
menangis sekencang-kencangnya, seperti dulu, ketika orang tua nya diambil dari
sisinya. Ia menangis hingga terlelap dalam tidur yang menenggelamkan misteri
kepergian Andy.
Keesokan
harinya, ia sudah berada di rumah kuno Mr.Strauss. Ia masih dalam shok berat,
diam membisu. Lalu Ana dibawa keruangan Mr.Strauss. Di sana lah Mr.Strauss
menjelaskan semua nya.
“Saya tidak percaya Andy benar-benar melakukannya. Ia
pasti sangat mencintaimu.” Begitulah Mr.Strauss mengawali ceritanya. Ana masih terdiam.
“Andy sudah merencanakannya sejak lama. Empat tahun yang
lalu, atas permintaan Andy kami berdua mencari ornag tua mu di Dark Side.
Malang sekali, orang tua mu ditahan oleh makhluk jahat yang mengerikan. Namanya
adalah Thanatos, pemakan jiwa, penguasa Dark Side. Ia meminta satu jiwa untuk
ditukarkan dengan tahanan nya. Melalui tangan Thanatos, Andy membuat janji
bahwa ia akan memberikan jiwa nya jika orang tuamu di bebaskan. Sebelum pergi
ke rumah tua itu, ia mengucapkan selamat tinggal dan meminta saya untuk menjagamu.
Tidak hanya itu, ia juga ingin memberikan matanya untukmu. Aku yakin, sekarang
Andy dan kedua orang tuamu sudah meninggalkan Dark Side, menuju tempat yang
lebih baik.”
Ana
sudah belajar untuk menerima kenyataan sejak kecil. Ia mempelajari hal tersebut
bersama Andy, yang sekarang telah meninggalkannya. Untuk menghormati Andy, Ana
setuju untuk melakukan operasi mata. Sepulang dari rumah sakit, Mr.Strauss dan
murid-muridnya duduk dihadapan Ana. Menunggu dirinya untuk membuka perban di matanya,
Ana membukanya dengan perlahan. Pada hari itu akhirnya Ana terbebas dari
kebutaan, ia melihat Mr.Strauss dihadapan nya, mata nya terbelalak.
The End